Eksplorasi Gedung Sate bersama Mahasiswa BIPA 

Eksplorasi Gedung Sate bersama Mahasiswa BIPA 

Telkom University Language Center (LaC) bersama dengan mahasiswa BIPA kembali mengeksplor kota Bandung dengan berkunjung ke Gedung Sate pada hari Kamis, 7 Desember 2023. Kegiatan ini merupakan bagian dari program BIPA KNB dan Darmasiswa yang dilakukan untuk melatih kemampuan bahasa Indonesia para mahasiswa BIPA. Pada kegiatan ini, mahasiswa BIPA juga ditugaskan untuk membuat vlog sekaligus mempelajari sejarah salah satu bangunan ikonik di kota Bandung tersebut.

Kegiatan ini diikuti oleh Bapak Pebby Ardin sebagai Koordinator BIPA, Amru Fauzan Nafis sebagai staf TLH Urusan Pengembangan Bahasa, Siti Intan Chaerunnissa sebagai staf TLH Urusan Layanan Bahasa, Mutia Azzahra Rahmadhani, Zahra Haya Santosa, Muhammad Luthfi Ananto, dan Alya Safira Jasmine Harahap sebagai tutor BIPA, serta 10 orang mahasiswa BIPA, yaitu Lisa Zano, Abide Mandaza, Rumbidzai Lorraine Sibanda, dan Hilton Kudzai Chironga dari Zimbabwe, Arsalan Ahmad Shakir dari Pakistan, Noormohammad Minhaj dari Bangladesh, Andrianjafimalala Harifia Domoinaniaina Claudia Valerine dan Andry Njakatiana Anthonio dari Madagaskar, serta Usmon Rahmonov dari Tajikistan. 

Kunjungan yang dilakukan dari pagi hingga siang hari ini, diawali dengan mengunjungi halaman depan Gedung Sate untuk mengambil beberapa video dokumentasi. Disana, para mahasiswa BIPA bertemu dengan Pak Yanto, Koordinator Keamanan Gedung Sate, yang membantu menjelaskan sejarah Gedung Sate.  

BIPA Gedung Sate
Pak Yanto menjelaskan sejarah Gedung Sate secara singkat kepada mahasiswa BIPA

Setelah itu, para mahasiswa BIPA juga menyebrang ke Lapangan Gasibu yang ada di depan Gedung Sate. Disana, mereka kembali mengambil foto dan video sambil mendengarkan cerita tentang Lapangan Gasibu dari para tutornya masing-masing. 

BIPA Gedung Sate
Andry, salah satu mahasiswa BIPA, sedang mencari tahu tentang Lapangan Gasibu

Kegiatan lalu dilanjutkan dengan mengunjungi Museum Gedung Sate. Pada kegiatan ini, para mahasiswa BIPA berkeliling museum sambil didampingi dengan pemandu yang menjelaskan asal-usul serta proses pembangunan Gedung Sate. Menurut sejarahnya, Gedung Sate mulai dibangun di bawah pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1920 hingga tahun 1924. Arsitek Belanda yang merancang bangunan ini, J. Gerber, menggabungkan model Rennaisance Italia, konsep Moor Spanyol pada desain jendela, dan adopsi arsitektur Asia seperti pura di Bali pada bagian atapnya.  

Kemudian, selain melihat koleksi yang ada di museum, para mahasiswa BIPA juga menonton video dokumenter mengenai Gedung Sate dan sejarahnya.

BIPA Gedung Sate
Para mahasiswa BIPA menyimak penjelasan pemandu di Museum Gedung Sate

Para mahasiswa BIPA pada hari itu sangat beruntung karena mendapat kesempatan untuk mengunjungi menara yang ada di puncak gedung sate yang disebut dengan “Turret”. Mereka juga terlihat sangat terkesima ketika melihat pemandangan kota Bandung dari atas sana. Di menara tersebut, terdapat sebuah ruangan yang biasanya digunakan untuk menyambut tamu yang berkunjung ke Gedung Sate. 

Selain itu, ada juga sebuah alarm yang menghasilkan bunyi sirine yang dapat terdengar hingga ke luar kota Bandung. Namun, saat ini, alarm tersebut hanya boleh dibunyikan 3 kali selama 10 menit dalam setahun, yaitu pada Hari Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus, Hari Pahlawan pada tanggal 10 November, dan Hari Bakti pada tanggal 3 Oktober, dengan suaranya yang dikecilkan sehingga hanya dapat didengar di area sekitar Gedung Sate saja. 

Gedung Sate
Pemandangan bagian depan Gedung Sate dari atas menara
BIPA Gedung Sate
Para mahasiswa BIPA berfoto bersama di ruangan menara ”Turret” yang ada di Gedung Sate 

Setelah selesai menjelajahi area Gedung Sate, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan makan siang di Pasar Cisangkuy.

BIPA Gedung Sate
Para mahasiswa BIPA dan tutor makan siang di Pasar Cisangkuy

Dengan diadakannya kunjungan ini, para mahasiswa BIPA dapat melatih kemampuan bahasa Indonesia mereka, terlebih lagi melalui interaksi dengan penutur asli. Tidak hanya itu, mereka juga dapat mengetahui sejarah salah satu bagunan ikonik di kota Bandung, Gedung Sate, bahkan hingga berkesempatan untuk mengunjungi menara “Turret”, yang tidak semua orang dapat melakukannya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *