Pada pertengahan abad ke-20, pemerintah Tiongkok melakukan reformasi besar-besaran terhadap sistem penulisan Hanzi. Pada tahun 1956, karakter Hanzi yang disederhanakan (简体字, jiǎntǐzì) diresmikan sebagai standar resmi di Tiongkok daratan. Tujuan dari simplifikasi ini adalah untuk meningkatkan tingkat literasi dengan menyederhanakan bentuk-bentuk karakter yang kompleks. Namun, di Taiwan, Hong Kong, dan Makau, serta komunitas Tionghoa di luar negeri, karakter tradisional (繁體字, fántǐzì) masih digunakan secara luas.
Karakter Hanzi dalam Teknologi dan Komunikasi Digital
Dengan perkembangan teknologi, penggunaan karakter Hanzi telah beradaptasi dengan era digital. Metode input karakter Hanzi seperti Pinyin, Wubi, dan Cangjie memungkinkan pengguna untuk mengetik karakter Hanzi menggunakan keyboard modern. Selain itu, penggunaan emoji, yang merupakan perkembangan dari piktogram, menunjukkan bagaimana prinsip dasar karakter Hanzi terus mempengaruhi komunikasi visual di era digital.
Pengaruh Budaya dan Ekspansi Global
Karakter Hanzi tidak hanya digunakan dalam bahasa Mandarin, tetapi juga memiliki pengaruh besar dalam bahasa Jepang (kanji) dan Korea (Hanja). Meskipun penggunaan Hanja di Korea telah berkurang secara signifikan, kanji masih menjadi bagian penting dari sistem penulisan Jepang.
Selain itu, minat global terhadap belajar bahasa Mandarin telah meningkat, dengan banyak orang di seluruh dunia belajar karakter Hanzi sebagai bagian dari studi mereka tentang bahasa dan budaya Tiongkok.