
Perbedaan Bahasa Korea Formal dan Informal untuk Pemula

Kamu mungkin sudah tidak asing lagi dengan sapaan “Annyeonghaseyo” atau “Annyeong” saat menonton drama Korea, tapi pernahkah kamu bertanya-tanya kenapa ada dua versi dari “halo” dalam bahasa Korea? Nah, di situlah serunya belajar bahasa Korea. Tak hanya soal kosa kata dan tata bahasa, tapi juga soal cara kita memposisikan diri saat bicara. Bahasa Korea punya sistem tingkat kesopanan yang cukup kompleks, dan memahami kapan harus menggunakan bahasa formal atau informal adalah hal mendasar yang wajib kamu kuasai sejak awal belajar.
Bagi kamu yang sedang belajar bahasa Korea, mungkin kamu pernah merasa bingung, kapan kita harus menggunakan bahasa formal? Dan kapan boleh ngobrol santai pakai bahasa informal? Nah, memahami perbedaan ini bukan hanya penting dalam komunikasi sehari-hari, tapi juga jadi kunci untuk kamu yang ingin kuliah di Korea, kerja di perusahaan Korea, atau sekadar nonton drama Korea tanpa subtitle. Bahasa adalah cerminan budaya, dan memahami konteks kapan kita harus bersikap sopan atau santai saat berbicara bisa membuat komunikasi kita jauh lebih efektif dan bermakna.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap dan santai tentang perbedaan bahasa Korea formal dan informal dari contoh sehari-hari, aturan penggunaannya, hingga tips agar kamu tidak salah gaya saat ngobrol dengan orang Korea. Siapkan catatanmu, karena setelah membaca ini, kamu nggak hanya akan lebih paham bahasa Korea, tapi juga siap tampil percaya diri saat bicara tentang perbedaan budaya dalam sesi IELTS!
Apa Itu Bahasa Formal dan Informal dalam Bahasa Korea?
Dalam bahasa Korea, tingkat kesopanan dalam berbicara itu sangat penting. Bahasa ini mempunyai sistem tingkatan yang disebut speech levels (말높임법). Bahasa formal digunakan untuk menunjukkan rasa hormat kepada lawan bicara, sedangkan bahasa informal digunakan saat berbicara dengan teman sebaya atau orang yang sudah sangat akrab.
Secara umum, bahasa Korea dibagi menjadi tiga kategori besar dalam hal tingkatan bicara:
1. Formal dan sopan (높임말 – nopimmal)
2. Semi-formal/sopan biasa (존댓말 – jondaetmal)
3. nformal atau kasual (반말 – banmal)
1. Bahasa Formal dan Sopan (Jondaetmal – 존댓말)
Ini adalah bahasa yang kamu akan sering dengar saat:
• Berbicara dengan orang yang lebih tua
• Berbicara dengan orang yang belum dikenal
• Saat interview kerja
• Dalam situasi resmi seperti pidato, presentasi, atau pertemuan bisnis
Contoh:
• 안녕하세요 (Annyeonghaseyo) – Halo
• 감사합니다 (Gamsahamnida) – Terima kasih
• 괜찮습니다 (Gwaenchanseumnida) – Tidak apa-apa
Tingkat ini adalah pilihan default jika kamu belum tahu harus pakai gaya bicara yang mana. Lebih baik terlalu sopan daripada dianggap kurang ajar, kan?
2. Bahasa Informal (Banmal – 반말)
Bahasa ini lebih santai dan biasanya digunakan:
• Kepada teman sebaya yang sangat dekat
• Kepada orang yang lebih muda
• Dalam situasi nonformal seperti chatting atau bermain game online
Contoh:
• 안녕 (Annyeong) – Hai
• 고마워 (Gomawo) – Makasih
• 괜찮아 (Gwaenchana) – Gak apa-apa
Tapi hati-hati! Salah pakai banmal ke orang yang lebih tua atau baru dikenal bisa bikin kamu dianggap tidak sopan. Jadi pastikan kamu tahu kapan harus menggunakannya.
3. Kenapa Ini Penting untuk Pemula (dan Juga untuk Kamu yang Persiapan IELTS)?
Saat kamu belajar bahasa asing, bukan hanya kosa kata dan grammar yang penting, tapi juga budaya berbahasa. Dalam tes IELTS Speaking, kemampuan kamu menunjukkan awareness terhadap konteks budaya bisa membuat nilai kamu lebih baik. Misalnya, dalam bagian Speaking Part 2 atau 3, kamu bisa mengangkat topik tentang cultural differences in communication.
Mengetahui bahwa bahasa Korea memiliki tingkatan bicara bisa kamu jadikan bahan contoh nyata dalam topik tersebut. Misalnya:
“In Korea, people use different levels of speech depending on who they are talking to. This shows how respect is embedded in their language and daily life.”
Ini menunjukkan kamu tidak hanya bisa berbahasa Inggris, tapi juga punya wawasan global yang lebih luas, ini akan menjadi nilai plus untuk IELTS!
4. Tanda-Tanda Kamu Harus Ganti dari Formal ke Informal
Transisi dari jondaetmal ke banmal biasanya terjadi setelah ada kesepakatan tidak tertulis antara dua orang. Misalnya:
• Saat orang Korea bilang: “말 놓을까요?” (Boleh kita pakai bahasa informal?)
• Setelah sering ngobrol dan jadi lebih dekat
• Saat kamu diminta sendiri oleh orang tersebut untuk santai saja
Kalau kamu belajar bahasa Korea, jangan buru-buru pakai banmal meskipun kamu merasa sudah akrab. Tunggu sampai orang Korea-nya sendiri yang memberikan “izin” secara tidak langsung.
5. Perbedaan Gramatikal yang Mendasar
Supaya makin jelas, yuk kita lihat gambar perbandingan berikut:

Dalam bentuk sopan, biasanya ada akhiran seperti -ㅂ니다, -아요/어요, sementara dalam bentuk informal, akhiran seperti -아/어 saja yang digunakan.
6. Dampaknya dalam Budaya dan Kehidupan Sehari-Hari
Kalau kamu pernah nonton drama Korea, kamu pasti pernah dengar karakter yang tiba-tiba ganti gaya bicara dari formal ke informal. Biasanya, ini menandakan hubungan yang makin dekat atau bahkan dominasi dalam relasi sosial.
Misalnya:
• Atasan ke bawahan: biasanya langsung pakai banmal
• Bawahan ke atasan: wajib pakai jondaetmal
• Teman yang lebih tua (선배 – sunbae) ke yang lebih muda (후배 – hoobae): bisa pakai banmal, tapi hoobae tetap pakai jondaetmal
7. Tips Praktis Buat Kamu yang Baru Belajar
Berikut beberapa tips agar kamu tidak salah langkah:
• Selalu mulai dengan jondaetmal. Lebih baik terlalu sopan daripada dianggap tidak menghormati.
• Amati dulu lawan bicara. Kalau mereka terus menggunakan bahasa formal, kamu sebaiknya begitu juga.
• Belajar ekspresi ekspresi sopan. Contohnya: 죄송합니다 (maaf), 실례합니다 (permisi), 감사합니다 (terima kasih).
• Tonton drama atau variety show Korea. Perhatikan kapan mereka ganti gaya bicara.
8. Contoh Percakapan Sederhana
Situasi: Bertemu dengan senior di kampus Korea
👩🎓: 안녕하세요! 저는 인도네시아에서 왔어요. 만나서 반갑습니다.
(Halo! Saya datang dari Indonesia. Senang bertemu dengan Anda.)
👨🎓: 아, 그래요? 저도 반가워요. 한국어 공부해요?
(Oh, begitu? Saya juga senang. Kamu belajar bahasa Korea?)
👩🎓: 네, 요즘 매일 공부하고 있어요.
(Iya, akhir-akhir ini saya belajar setiap hari.)
👨🎓: 우리 이제 말 편하게 해도 돼요.
(Sekarang kita bisa bicara lebih santai ya.)
Dalam percakapan ini, kamu bisa lihat transisi dari bahasa sopan ke informal setelah ada kedekatan.
Jadi, memahami perbedaan bahasa formal dan informal dalam bahasa Korea bukan sekadar soal memilih kata yang tepat, tapi juga bagian dari memahami budaya Korea secara menyeluruh. Ketika kamu bisa menempatkan diri dalam konteks percakapan, kamu nggak hanya terdengar sopan, tapi juga menunjukkan bahwa kamu menghargai budaya lawan bicaramu. Hal ini tentu sangat penting, apalagi jika kamu punya mimpi untuk studi, kerja, atau tinggal di Korea.

Nah, kalau kamu tertarik untuk mendalami bahasa Korea dari dasar sekaligus belajar langsung tentang budaya dan etika berbahasa yang benar, kamu bisa bergabung di Kursus Bahasa Korea King Sejong Institute Bandung 2. Kursus ini membuka empat kelas berbeda, Sejong 1A untuk pemula, hingga Sejong 3A bagi yang sudah belajar di level sebelumnya. Seluruh materi disusun langsung oleh pemerintah Korea dan diajarkan oleh pengajar native speaker bersertifikat. Kualitasnya tidak perlu diragukan, karena semua modulnya juga digunakan oleh 248 cabang King Sejong Institute di 85 negara!
Yuk, jangan ragu untuk mulai perjalanan belajar bahasamu bersama King Sejong Institute Bandung 2, cabang resmi yang berada di bawah naungan Telkom University dan Kumoh National Institute of Technology. Selain belajar bahasa, kamu juga bisa ikut berbagai kegiatan budaya Korea yang seru dan terbuka untuk umum! Info selengkapnya bisa kamu cek langsung di Kursus Bahasa Korea King Sejong Institute Bandung 2. Ayo tunggu apalagi? jangan hanya jadi penonton drama Korea, jadilah bagian dari budaya Korea itu sendiri!
Penulis: Pusat Bahasa Tel-U | Editor: Auliya Rahman P | Foto: Pusat Bahasa Tel-U
Eksplorasi konten lain dari Telkom University Language Center
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.