Menguasai Idiom Mandarin: Memahami Filosofi dan Budaya Tionghoa 

Menguasai Idiom Mandarin: Memahami Filosofi dan Budaya Tionghoa 

Bahasa Mandarin bukan hanya sebuah alat komunikasi, tetapi juga cerminan dari kebudayaan yang kaya dan penuh filosofi. Setiap kata dan ungkapan dalam bahasa ini memiliki lapisan makna yang mendalam, dan salah satu bagian terpenting dari Bahasa Mandarin adalah idiom. Idiom Mandarin, atau yang dikenal dengan istilah chéngyǔ (成语), bukan hanya terdiri dari rangkaian kata yang terkesan rumit, melainkan juga menyimpan cerita, nilai-nilai, dan pandangan hidup yang telah diwariskan turun-temurun. Bagi mereka yang sedang belajar bahasa ini, memahami idiom-idiom tersebut membuka pintu untuk mengerti lebih dalam tentang kebijaksanaan orang Tionghoa. 

Di dalam kehidupan sehari-hari, idiom sering digunakan dalam percakapan, baik secara formal maupun informal. Mereka tidak hanya memperkaya percakapan, tetapi juga memberikan nuansa yang lebih hidup dan ekspresif. Beberapa idiom bahkan begitu populer hingga dipakai oleh berbagai kalangan, mulai dari anak muda hingga tokoh penting dalam dunia politik atau bisnis. Meskipun terdengar sederhana, makna yang terkandung di dalamnya sering kali jauh lebih luas dan terkadang penuh dengan humor atau sindiran yang halus. 

Menguasai idiom Mandarin tidak hanya membantu dalam memperlancar kemampuan berbahasa, tetapi juga memperdalam pemahaman terhadap budaya Tionghoa itu sendiri. Dalam artikel ini, kita akan menggali beberapa idiom Mandarin yang paling sering digunakan, serta memahami cerita dan makna di baliknya. Dengan mengenal lebih dekat idiom-idiom ini, kamu akan semakin menghargai betapa kaya dan mendalamnya bahasa yang satu ini, sekaligus menjadi lebih fasih dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Mandarin. 

Apa Itu Idiom Mandarin? 


Idiom dalam bahasa Mandarin dikenal dengan istilah “chéngyǔ” (成语), yang secara harfiah berarti “kata-kata yang telah terbentuk”. Idiom-idiom ini terdiri dari empat karakter dan seringkali memiliki makna yang lebih dalam daripada terjemahannya yang langsung. Banyak dari idiom ini berasal dari cerita sejarah, mitologi, atau kebijaksanaan tradisional yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu. 

Penggunaan idiom dalam percakapan sehari-hari adalah hal yang sangat umum di kalangan penutur asli bahasa Mandarin. Bagi pembelajar bahasa, idiom ini mungkin terasa menantang, namun dengan memahaminya, kamu bisa lebih menghargai keindahan bahasa Mandarin dan budaya Tionghoa yang kaya. 


Mengapa Memahami Idiom Itu Penting? 

Memahami idiom bukan hanya membantu kamu berbicara lebih fasih dalam bahasa Mandarin, tapi juga memberikan wawasan yang lebih dalam tentang cara pandang dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam budaya Tionghoa. Setiap idiom mengandung pelajaran hidup yang telah diwariskan turun temurun. 

Selain itu, idiom sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam buku, media sosial, dan bahkan dalam bisnis. Jadi, kalau kamu bisa menguasainya, percakapan dalam bahasa Mandarin akan terasa lebih alami dan penuh warna.

Penggunaan Chengyu dalam percakapan sehari-hari

Contoh Idiom Mandarin 


1. 画蛇添足 (huà shé tiān zú) – “Menggambar ular, menambah kaki” 

Idiom ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang berusaha melakukan sesuatu yang berlebihan atau tidak perlu, sehingga malah merusak hal yang sudah sempurna. Dalam bahasa Indonesia, idiom ini mirip dengan ungkapan “terlalu banyak campur tangan”. 

Cerita di balik idiom ini: Pada zaman Tiongkok kuno, ada sebuah lomba menggambar ular. Seseorang dengan cepat menyelesaikan gambar ular tersebut, tetapi merasa tidak puas dan menambahkan kaki pada gambar itu. Akhirnya, ular yang sudah tampak sempurna menjadi rusak dan kehilangan bentuk aslinya. Pesan moral dari cerita ini adalah: jangan berusaha untuk memperbaiki sesuatu yang sudah sempurna, karena itu justru bisa merusaknya. 

2. 对牛弹琴 (duì niú tán qín) – “Memainkan musik untuk sapi” 


Idiom ini digunakan untuk menggambarkan situasi di mana seseorang berbicara atau menjelaskan sesuatu kepada orang yang tidak dapat memahaminya, layaknya memainkan alat musik di depan sapi yang tidak tahu apa-apa tentang musik. 

Cerita di balik idiom ini: Ada sebuah cerita klasik yang berasal dari zaman Tiongkok kuno, di mana seorang musisi hebat memainkan guzheng (alat musik tradisional Tiongkok) dengan penuh perasaan. Namun, orang yang mendengarkan tidak mengerti sama sekali tentang musik. Maka, si musisi berkata, “Memainkan musik untuk sapi juga tidak akan membuat mereka memahami.” Idiom ini mengajarkan kita untuk berhati-hati dalam memilih audiens atau pendengar, dan untuk berbicara dengan orang yang bisa memahami apa yang kita katakan. 


3. 一箭双雕 (yī jiàn shuāng diāo) – “Satu anak panah, dua elang” 

Idiom ini mirip dengan ungkapan “sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui” dalam bahasa Indonesia. Itu berarti mencapai dua tujuan dengan satu tindakan. 

Cerita di balik idiom ini: Di masa dinasti Han, seorang pemanah yang sangat terampil menembakkan anak panah dan berhasil mengenai dua elang dengan satu tembakan. Ini dianggap sebagai pencapaian yang luar biasa, yang mencerminkan kemampuan untuk mengatasi dua masalah atau mencapai dua tujuan sekaligus dengan usaha yang minimal. 


4. 杯弓蛇影 (bēi gōng shé yǐng) – “Bayangan busur di dalam gelas, berpikir itu ular” 

Idiom ini menggambarkan orang yang merasa cemas atau paranoid terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Dalam bahasa Indonesia, kita bisa menyebutnya sebagai “membayangkan hal-hal yang tidak nyata” atau “terlalu cemas dengan hal-hal yang tidak ada.” 

Cerita di balik idiom ini: Cerita ini berasal dari zaman Tiongkok kuno, di mana seseorang sedang minum teh dan melihat bayangan busur pada dinding di dalam gelas yang berisi air. Karena penglihatannya kabur, ia mengira itu adalah bayangan ular dan menjadi ketakutan. Idiom ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu terbawa perasaan atau takut akan hal-hal yang tidak berdasar. 


5. 狼狈为奸 (láng bèi wéi jiān) – “Serigala bekerja sama dengan kambing” 

Idiom ini mengacu pada kolaborasi yang tidak jujur atau kerja sama yang tercela antara dua pihak yang berbeda atau bertentangan. 

Cerita di balik idiom ini: Dalam cerita ini, serigala yang licik dan kambing yang naif bekerja sama untuk tujuan yang buruk. Idiom ini menunjukkan bahwa terkadang kerja sama antara pihak yang sangat berbeda bisa menghasilkan sesuatu yang merugikan. 


6. 九牛一毛 (jiǔ niú yī máo) – “Satu rambut dari sembilan sapi” 

Idiom ini digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang sangat kecil atau tidak berarti, terutama ketika dibandingkan dengan hal yang lebih besar. 

Cerita di balik idiom ini: Dikatakan bahwa suatu ketika, seorang petani memiliki sembilan sapi, dan satu helai rambut dari tubuh sapi dianggap tidak signifikan jika dibandingkan dengan ukuran sapi itu sendiri. Idiom ini sering digunakan untuk menggambarkan perbandingan yang sangat tidak seimbang, seperti menyebutkan kontribusi kecil terhadap suatu usaha besar. 


7. 自相矛盾 (zì xiāng máo dùn) – “Parang bertentangan dengan perisai” 

Idiom ini menggambarkan keadaan ketika seseorang membuat pernyataan atau tindakan yang bertentangan satu sama lain. 

Cerita di balik idiom ini: Ada seorang pedagang yang menjual parang dan perisai, dan dalam penjualannya dia berkata, “Perisai saya tidak bisa ditembus oleh parang manapun, dan parang saya sangat tajam, bisa menembus apa saja.” Pernyataannya jelas saling bertentangan, karena tidak mungkin parang yang sangat tajam bisa menembus perisai yang tidak bisa ditembus oleh parang. Idiom ini digunakan untuk menggambarkan situasi atau argumen yang saling bertentangan. 

Belajar budaya Tiongkok untuk memperdalam Bahasa Mandarin

Belajar Bahasa Mandarin dengan Mudah 


Memahami idiom Mandarin memberikan lebih dari sekadar pemahaman bahasa, melainkan juga wawasan yang lebih dalam tentang filosofi hidup orang Tionghoa. Setiap idiom menyimpan cerita dan ajaran yang telah diwariskan sepanjang sejarah, mencerminkan nilai-nilai yang sangat dihargai dalam kebudayaan mereka, seperti kejujuran, kerja keras, dan keharmonisan. Ketika kamu dapat menguasai idiom-idiom ini, kamu tidak hanya menjadi lebih fasih dalam berbahasa Mandarin, tetapi juga lebih terhubung dengan cara berpikir dan pandangan hidup masyarakat Tionghoa. Idiom ini memperkaya percakapanmu dan menjadikan kamu lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan penutur asli Bahasa Mandarin. 

Jika kamu tertarik untuk memperdalam pemahaman tentang Bahasa Mandarin, mulai dari tingakatan dasar hingga memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik, kamu bisa mempetimbangkan kursus ditempat yang terpercaya dan bersertifikasi resmi yang bisa membantumu mencapai tujuan tersebut. Salah satunya adalah Kursus Bahasa Mandarin Telkom University Language Center yang menawarkan kursus Bahasa Mandarin dengan pendekatan yang tematik dan praktis. Disini tersedia kursus Bahasa Mandarin tingkat dasar, untuk melatih kamu mengenai pelafalan yang benar, tata bahasa sederhana, dan tentunya, budaya Tionghoa yang menjadi bagian tak terpisahkan dari bahasa ini. Dengan pembelajaran yang menyeluruh, kursus ini dirancang untuk membantumu menguasai Bahasa Mandarin secara efektif dan menyenangkan. 

Jadi, jika kamu ingin mulai memahami bahasa Mandarin dengan cara yang menyenangkan dan menyeluruh, jangan ragu untuk bergabung dalam Kursus Bahasa Mandarin Telkom University Language Center sekarang juga! Mulai perjalanan belajarmu menuju penguasaan Bahasa Mandarin yang lebih baik. 

Penulis: Pusat Bahasa Tel-U | Editor: Auliya Rahman P | Foto: Pusat Bahasa Tel-U

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *