Mengenal Sistem Penulisan Bahasa Indonesia: Alfabet hingga EYD 

Mengenal Sistem Penulisan Bahasa Indonesia: Alfabet hingga EYD 

Mahasiswa asing belajar Bahasa Indonesia di Pusat Bahasa Telkom University

Bahasa Indonesia adalah jembatan komunikasi yang menyatukan beragam suku, budaya, dan daerah di Indonesia. Sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan, hingga dunia profesional. Namun, tahukah kamu bahwa sistem penulisan Bahasa Indonesia telah mengalami banyak perubahan sejak pertama kali digunakan? Dari aksara lokal yang digunakan nenek moyang kita hingga ejaan yang disempurnakan saat ini, perjalanan bahasa ini penuh dengan adaptasi dan penyempurnaan agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. 

Sistem penulisan Bahasa Indonesia tidak lahir begitu saja. Sebelum mengenal alfabet Latin yang kita gunakan sekarang, masyarakat Nusantara lebih dulu menulis dengan aksara daerah seperti aksara Kawi, Jawa, dan Pallawa. Seiring dengan masuknya pengaruh kolonial dan modernisasi, sistem ejaan mulai berubah, mulai dari Ejaan Van Ophuijsen, Ejaan Republik, hingga Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Setiap perubahan ini bertujuan untuk menyederhanakan dan mempermudah cara berbahasa tulis bagi masyarakat luas. 

Saat ini, kita mengenal Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yang menjadi standar dalam penulisan resmi. Namun, memahami aturan ejaan dan sistem penulisan bukan hanya sekadar kewajiban akademis, tetapi juga keterampilan yang mempermudah komunikasi secara efektif. Bagi penutur asing yang ingin belajar Bahasa Indonesia, mengenal sistem penulisannya akan membantu dalam memahami struktur bahasa, membaca teks dengan benar, serta menulis tanpa kesalahan. Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana perkembangan sistem penulisan Bahasa Indonesia dari masa ke masa! 



1. Alfabet dalam Bahasa Indonesia 

Penulisan alfabet Bahasa Indonesia

Sistem penulisan Bahasa Indonesia menggunakan alfabet Latin yang terdiri dari 26 huruf, yaitu: 
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z 
Meskipun menggunakan alfabet Latin, terdapat beberapa perbedaan dalam cara pengucapan dan penggunaannya dibandingkan dengan bahasa Inggris atau bahasa lainnya. Berikut adalah beberapa poin penting: 
• Huruf “C” dalam Bahasa Indonesia dibaca seperti “ch” dalam bahasa Inggris (contoh: “cinta”). 
• Huruf “G” selalu dibaca keras seperti dalam kata “gajah”. 
• Huruf “R” dalam Bahasa Indonesia lebih bergetar dibandingkan dengan “R” dalam bahasa Inggris. 
• Huruf “E” memiliki dua jenis pengucapan, yaitu “e” lemah seperti pada kata “empat” dan “e” tegas seperti pada kata “energi”. 
• Huruf “X” jarang digunakan dalam kata asli Bahasa Indonesia dan lebih sering muncul dalam kata serapan seperti “xilofon”. 


2. Perkembangan Sistem Penulisan Bahasa Indonesia 

a. Masa Awal: Pengaruh Aksara Lokal 
Sebelum alfabet Latin diperkenalkan, masyarakat Nusantara menggunakan berbagai aksara seperti aksara Jawa, aksara Bali, aksara Batak, dan aksara Pallawa. Beberapa kerajaan besar di Nusantara seperti Sriwijaya dan Majapahit menggunakan aksara tersebut dalam prasasti dan dokumen resmi. 

b. Ejaan Van Ophuijsen (1901) 
Ejaan pertama yang disusun dalam Bahasa Indonesia adalah ejaan Van Ophuijsen, yang diberlakukan pada tahun 1901. Ejaan ini disusun oleh Charles Adriaan van Ophuijsen, seorang ahli bahasa Belanda. Ciri khas ejaan ini adalah: 
• Penggunaan huruf “oe” untuk bunyi “u” (contoh: “goeroe” untuk “guru”). 
• Penggunaan huruf “dj” untuk bunyi “j” (contoh: “djalan” untuk “jalan”). 
• Penggunaan huruf “tj” untuk bunyi “c” (contoh: “tjantik” untuk “cantik”). 

c. Ejaan Republik (1947) 
Setelah Indonesia merdeka, pemerintah mulai menyederhanakan ejaan dengan mengubah beberapa aturan dalam sistem penulisan: 
• “oe” menjadi “u” (contoh: “guru”). 
• “tj” menjadi “c” (contoh: “cantik”). 
• “dj” menjadi “j” (contoh: “jalan”). 
• “nj” menjadi “ny” (contoh: “nja” menjadi “nya”). 

d. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) – 1972 
Pada tahun 1972, pemerintah Indonesia dan Malaysia bekerja sama untuk menyusun sistem ejaan yang lebih modern dan seragam. Perubahan penting dalam EYD meliputi: 
• “dj” menjadi “j” (contoh: “djarum” menjadi “jarum”). 
• “tj” menjadi “c” (contoh: “tjinta” menjadi “cinta”). 
• “nj” menjadi “ny” (contoh: “nja” menjadi “nya”). 
• “sj” menjadi “sy” (contoh: “sjarat” menjadi “syarat”). 
• “ch” menjadi “kh” (contoh: “achir” menjadi “akhir”). 

e. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) – 2015 
Pada tahun 2015, pemerintah memperkenalkan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) sebagai pembaruan dari EYD. Beberapa perubahan dalam EBI antara lain: 
• Penggunaan huruf kapital dalam penulisan gelar, nama orang, dan julukan. 
• Penggunaan tanda baca yang lebih jelas, seperti penggunaan huruf miring untuk kata serapan. 
• Penyesuaian terhadap kata serapan dari bahasa asing agar sesuai dengan fonologi Bahasa Indonesia. 
• Penghapusan beberapa pengecualian dalam aturan penulisan. 



3. Struktur Penulisan dalam Bahasa Indonesia 

Dalam menulis dalam Bahasa Indonesia, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan: 

a. Tata Bahasa 
Bahasa Indonesia memiliki struktur Subjek-Predikat-Objek (SPO) yang cukup sederhana. Contohnya: 
• Saya (Subjek) belajar (Predikat) Bahasa Indonesia (Objek). 
• Dia (Subjek) makan (Predikat) nasi goreng (Objek). 

b. Penggunaan Tanda Baca 
Tanda baca dalam Bahasa Indonesia mengikuti aturan tertentu yang membantu dalam memahami teks.
Contohnya: 
Titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat. 
Koma (,) digunakan untuk memisahkan bagian dalam kalimat atau daftar kata. 
Tanda Tanya (?) digunakan dalam kalimat tanya. 
Tanda Seru (!) digunakan untuk menunjukkan perintah atau ekspresi kuat. 
Tanda Hubung (-) digunakan dalam kata ulang seperti “buku-buku”. 

c. Kata Serapan 
Bahasa Indonesia banyak menyerap kata dari berbagai bahasa seperti Sansekerta, Arab, Belanda, dan Inggris. Beberapa contoh kata serapan: 
• Dari Sansekerta: “bahasa”, “budaya”. 
• Dari Arab: “ilmiah”, “kitab”. 
• Dari Belanda: “kursi”, “kantor”. 
• Dari Inggris: “komputer”, “internet”. 



4. Kesalahan Umum dalam Menulis Bahasa Indonesia 

Bagi penutur asing, beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam menulis Bahasa Indonesia adalah: 

1. Penggunaan Kata yang Tidak Sesuai 
○ Salah: “Saya mau pergi ke toko membeli sebuah air.” 
○ Benar: “Saya mau pergi ke toko membeli air mineral.” 

2. Salah Penggunaan Huruf Kapital 
○ Salah: “saya Belajar bahasa indonesia.” 
○ Benar: “Saya belajar Bahasa Indonesia.” 

3. Pola Kalimat Terbalik 
○ Salah: “Membaca saya buku.” 
○ Benar: “Saya membaca buku.” 



5. Tips Menulis Bahasa Indonesia dengan Baik dan Benar 

• Sering membaca buku atau artikel dalam Bahasa Indonesia. 
• Berlatih menulis secara rutin, mulai dari kalimat sederhana hingga paragraf panjang. 
• Gunakan aplikasi pengecekan tata bahasa untuk mengoreksi tulisan. 
• Jangan takut untuk bertanya dan berdiskusi dengan penutur asli. 
• Pelajari dan pahami aturan EYD dan EBI agar tidak salah dalam menulis. 

Sistem penulisan Bahasa Indonesia yang terus berkembang menunjukkan betapa dinamisnya bahasa ini dalam menyesuaikan diri dengan zaman. Dengan memahami aturan ejaan, struktur kalimat, dan penggunaan tanda baca, penutur asing tidak hanya dapat menulis dengan benar tetapi juga mampu berkomunikasi lebih efektif dalam berbagai situasi. Kemampuan menulis yang baik dalam Bahasa Indonesia akan membuka lebih banyak kesempatan, baik dalam dunia akademik, profesional, maupun kehidupan sehari-hari di Indonesia. 

Penutur Asing sedang diskusi mengenai sistem penulisan Bahasa Indonesia

Bagi kamu yang ingin lebih mendalami Bahasa Indonesia, terutama dalam konteks berbicara dan menulis, bergabung dengan kursus Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Pusat Bahasa Telkom University bisa menjadi langkah yang tepat. Program ini menawarkan berbagai pilihan pembelajaran, mulai dari Program Reguler yang membantumu menguasai komunikasi dalam situasi formal dan informal, Program Privat yang memberikan pembelajaran lebih personal dengan jadwal fleksibel, hingga Program BIPA Kerjasama yang bekerja sama dengan berbagai institusi. Dengan metode interaktif dan tenaga pengajar profesional, kamu akan lebih cepat memahami dan menggunakan Bahasa Indonesia dengan percaya diri. 

Jangan lewatkan kesempatan untuk memperdalam Bahasa Indonesia sekaligus mengenal budaya Indonesia lebih dekat! Daftarkan dirimu sekarang dan jadilah bagian dari komunitas global yang fasih berbahasa Indonesia. Kunjungi Kursus Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Pusat Bahasa Telkom University untuk informasi lebih lanjut dan mulai perjalanan belajar Bahasa Indonesiamu sekarang juga! 

Penulis: Pusat Bahasa Tel-U | Editor: Auliya Rahman P | Foto: Pusat Bahasa Tel-U

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *