Bahasa Indonesia adalah jembatan komunikasi yang menyatukan beragam suku, budaya, dan daerah di Indonesia. Sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan, hingga dunia profesional. Namun, tahukah kamu bahwa sistem penulisan Bahasa Indonesia telah mengalami banyak perubahan sejak pertama kali digunakan? Dari aksara lokal yang digunakan nenek moyang kita hingga ejaan yang disempurnakan saat ini, perjalanan bahasa ini penuh dengan adaptasi dan penyempurnaan agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.
Sistem penulisan Bahasa Indonesia tidak lahir begitu saja. Sebelum mengenal alfabet Latin yang kita gunakan sekarang, masyarakat Nusantara lebih dulu menulis dengan aksara daerah seperti aksara Kawi, Jawa, dan Pallawa. Seiring dengan masuknya pengaruh kolonial dan modernisasi, sistem ejaan mulai berubah, mulai dari Ejaan Van Ophuijsen, Ejaan Republik, hingga Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Setiap perubahan ini bertujuan untuk menyederhanakan dan mempermudah cara berbahasa tulis bagi masyarakat luas.
Saat ini, kita mengenal Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yang menjadi standar dalam penulisan resmi. Namun, memahami aturan ejaan dan sistem penulisan bukan hanya sekadar kewajiban akademis, tetapi juga keterampilan yang mempermudah komunikasi secara efektif. Bagi penutur asing yang ingin belajar Bahasa Indonesia, mengenal sistem penulisannya akan membantu dalam memahami struktur bahasa, membaca teks dengan benar, serta menulis tanpa kesalahan. Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana perkembangan sistem penulisan Bahasa Indonesia dari masa ke masa!