
Mengenal Onomatopoeia: Kata Bunyi yang Bikin Bahasa Jepang Hidup
Saat mulai belajar bahasa Jepang, mungkin kamu sering menemukan kata-kata unik seperti wan-wan, pika-pika, atau dokidoki. Kata-kata ini adalah onomatopoeia bahasa Jepang, yaitu kata tiruan bunyi atau kata yang menggambarkan keadaan dengan cara yang sangat hidup dan ekspresif. Menariknya, onomatopoeia ternyata sangat sering digunakan oleh penutur asli Jepang dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam percakapan, anime, manga, maupun tulisan formal tertentu.
Jika dalam bahasa Indonesia onomatopoeia biasanya terbatas pada tiruan suara, seperti “meong” atau “kring”, bahasa Jepang justru memiliki variasi yang jauh lebih kaya. Onomatopoeia tidak hanya menggambarkan suara, tetapi juga rasa, perasaan, gerakan, tekstur, bahkan keadaan psikologis. Inilah yang membuat bahasa Jepang terasa “hidup” ketika diucapkan.
Bagi kamu yang sedang mendalami kosakata bahasa Jepang sehari-hari, memahami onomatopoeia adalah langkah besar untuk membuat penggunaan bahasamu terdengar lebih natural. Bahkan, banyak guru bahasa Jepang menyarankan pemula untuk mempelajari onomatopoeia sejak awal karena penggunaannya yang sangat luas dan fungsional dalam percakapan.

A. Apa Itu Onomatopoeia dalam Bahasa Jepang?
Onomatopoeia dalam bahasa Jepang disebut giongo (擬音語) dan gitaigo (擬態語).
Dua istilah ini punya fungsi berbeda:
1. Giongo (擬音語) – Kata tiruan bunyi
Digunakan untuk menggambarkan suara asli atau bunyi yang nyata.
Contoh:
- wan-wan → suara anjing
- gara-gara → suara benda jatuh dan berbenturan
- zaa-zaa → suara hujan deras
2. Gitaigo (擬態語) – Kata yang menggambarkan keadaan, gerakan, atau perasaan
Tidak selalu meniru bunyi, tetapi menggambarkan nuansa atau kondisi.
Contoh:
- dokidoki → jantung berdebar
- nikoniko → tersenyum ceria
- fuwafuwa → lembut dan empuk
Di sinilah keunikan bahasa Jepang: keadaan yang tidak bersuara pun bisa “di-onamatopoeia-kan”.
B. Mengapa Onomatopoeia Penting dalam Bahasa Jepang?
1. Sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari
Orang Jepang memakai onomatopoeia dalam percakapan santai, iklan, drama, dan manga. Tanpa memahaminya, kamu bisa mudah salah paham.
2. Membuat ekspresi terasa lebih natural
Misalnya hanya mengatakan “Aku gugup” bisa diganti dengan “Dokidoki shiteru”, yang terdengar lebih dekat dengan penutur asli.
3. Membantu memahami konteks saat belajar
Anime, manga, atau novel Jepang penuh dengan onomatopoeia. Dengan menguasainya, proses belajar jadi jauh lebih mudah dan menyenangkan.
4. Meningkatkan kemampuan deskripsi
Ingin menggambarkan suasana? Tekstur? Emosi? Onomatopoeia menyediakan pilihan kata yang sangat kaya.
C. Kategori Onomatopoeia Bahasa Jepang Beserta Contohnya
Bahasa Jepang punya ratusan onomatopoeia. Berikut pembagian kategori yang umum dan contoh penggunaannya.
1. Onomatopoeia untuk Suara (Giongo)
Contoh umum:
- わんわん (wan-wan) — suara anjing
- にゃーにゃー (nyaa-nyaa) — suara kucing
- ザーザー (zaa-zaa) — hujan deras
- ガタンゴトン (gatan-goton) — suara kereta berjalan
Contoh penggunaan:
- 犬がわんわん鳴いている。
Inu ga wan-wan naite iru.
(Anjingnya menggonggong.)
2. Onomatopoeia untuk Gerakan (Gitaigo)
Contoh:
- ぐるぐる (guru-guru) — berputar
- ドタバタ (dotabata) — ribut, berlari-lari
- すたすた (suta-suta) — berjalan cepat
Penggunaan:
- 頭がぐるぐるしてる。
Atama ga guru-guru shiteru.
(Kepalaku terasa berputar.)
3. Onomatopoeia untuk Emosi & Kondisi Fisik
Ini kategori favorit pelajar pemula.
Contoh:
- ドキドキ (dokidoki) — deg-degan
- ワクワク (wakuwaku) — excited
- イライラ (iraira) — kesal, gelisah
- クタクタ (kutakuta) — sangat lelah
Penggunaan:
- 明日の旅行が楽しみでワクワクしている。
Ashita no ryokō ga tanoshimi de wakuwaku shite iru.
(Aku excited menunggu perjalanan besok.)
4. Onomatopoeia untuk Tekstur & Sensasi
Contoh:
- ふわふわ (fuwafuwa) — lembut, empuk
- サクサク (saku-saku) — renyah
- ねばねば (neba-neba) — lengket
Penggunaan:
- このパンはふわふわでおいしい。
Kono pan wa fuwafuwa de oishii.
(Rotinya empuk dan enak.)
D. Cara Menggunakan Onomatopoeia dalam Kalimat
Ada beberapa pola umum yang sering dipakai dalam percakapan:
1. Onomatopoeia + する (suru)
Paling umum untuk menggambarkan aksi atau keadaan.
Contoh:
- ドキドキする
- ワクワクする
- いらいらする
2. Onomatopoeia sebagai adverb
Diikuti kata kerja.
Contoh:
- 彼女はにこにこ笑った。
(Dia tersenyum ceria.)
3. Onomatopoeia + と
Digunakan untuk menggambarkan bunyi atau perubahan.
Contoh:
- ドアがバタンと閉まった。
(Pintu tertutup dengan bam.)

E. Daftar Onomatopoeia Populer yang Wajib Diketahui Pemula
Berikut daftar ringkas yang sering dipakai penutur asli:
| Onomatopoeia | Arti |
| dokidoki | deg-degan |
| wakuwaku | excited |
| shiin | hening |
| pera-pera | fasih |
| kira-kira | berkilau |
| boca-boca | makan lahap |
| goro-goro | bersantai/malas |
| mushimushi | panas lembap |
Menghafal 20–30 onomatopoeia saja sudah cukup membuat percakapanmu terdengar jauh lebih natural.
F. Tips Belajar Onomatopoeia untuk Pemula
1. Gunakan dalam percakapan harian
Misalnya: Dokidoki shita, fuwafuwa da yo, dll.
2. Catat dalam kategori
Pisahkan berdasarkan suara, emosi, gerakan.
Ini membantu otak mengelompokkan makna.
3. Tonton anime atau variety show
Anime seperti Doraemon, Haikyuu!!, atau Detective Conan sangat kaya dengan onomatopoeia.
4. Gunakan kartu flashcard
Karena bunyinya mirip-mirip, visualisasi sangat membantu.
5. Pelajari konteks penggunaan
Tidak semua onomatopoeia cocok untuk situasi formal.
G. Kesalahan yang Sering Dilakukan Pelajar Bahasa Jepang
1. Menggunakan onomatopoeia di situasi formal
Misalnya di presentasi atau laporan.
Pengecualian hanya untuk giongo yang sangat umum.
2. Mengira arti onomatopoeia selalu sama di semua konteks
Beberapa onomatopoeia punya lebih dari satu makna tergantung situasinya.
3. Terlalu menghafal tanpa memahami
Lebih baik belajar dari contoh kalimat dan penggunaannya.

Onomatopoeia adalah bagian penting dalam bahasa Jepang—bukan hanya lucu atau unik, tetapi juga membantu kita mengekspresikan emosi, suara, dan keadaan dengan cara yang lebih hidup. Dengan memahami onomatopoeia bahasa Jepang, kamu bisa meningkatkan kelancaran berbicara, memahami konteks percakapan dengan lebih baik, dan membuat bahasa Jepangmu terdengar lebih natural.
Jika kamu sedang memulai belajar bahasa Jepang untuk pemula, onomatopoeia adalah salah satu aspek yang paling seru dan bermanfaat untuk dipelajari. Variasinya banyak, penggunaannya luas, dan sangat membantu dalam memahami percakapan sehari-hari, anime, maupun media Jepang lainnya.
Ingin belajar bahasa Jepang dengan lebih terstruktur, interaktif, dan dibimbing oleh pengajar berpengalaman?
Kursus Bahasa Jepang di Telkom University Language Center (LaC) sedang membuka pendaftaran!
📌 Periode Pendaftaran: 22 Desember 2025 – 4 Januari 2026
📌 Mulai Pembelajaran: 26 Januari 2026
📌 Jadwal Kelas:
- Senin, Rabu & Jumat
- Kelas Sore (16.00 – 17.30 WIB)
- Kelas Malam (19.00 – 20.30 WIB)
📌 Mode Pembelajaran: Daring
📌 Total Pertemuan: 24 kali
📌 Tarif: Civitas Tel-U: Rp985.000 dan Non-Civitas: Rp1.093.350
Daftar melalui:
https://lac.telkomuniversity.ac.id/kursus-bahasa/bahasa-jepang/
Belajar bahasa Jepang jadi lebih mudah, menyenangkan, dan efektif bersama LaC! 🏮✨
Penulis: Pusat Bahasa Tel-U | Editor : Luna Aulia | Foto: Pusat Bahasa Tel-U
Eksplorasi konten lain dari Telkom University Language Center
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.