Sama seperti bahasa Indonesia, bahasa Jepang juga banyak menggunakan binatang sebagai lambang dalam idiom. Berikut beberapa idiom yang menggunakan nama hewan sebagai simbol makna tertentu:
1 猫の手も借りたい (Neko no te mo karitai)
Artinya secara harfiah: “Ingin meminjam tangan kucing.”
Makna: Ungkapan ini digunakan ketika seseorang sangat sibuk dan membutuhkan bantuan, bahkan jika itu berasal dari kucing sekalipun (walaupun tidak masuk akal). Ini menggambarkan betapa putus asanya seseorang ketika berada dalam situasi sibuk.
Contoh penggunaan: “来週は忙しいので、猫の手も借りたいくらいです。” (Raishū wa isogashī node, neko no te mo karitai kurai desu.) “Minggu depan sangat sibuk sehingga saya bahkan ingin meminjam tangan kucing.”
2 猿も木から落ちる (Saru mo ki kara ochiru)
Artinya secara harfiah: “Monyet pun jatuh dari pohon.”
Makna: Meskipun monyet pandai memanjat pohon, ada kalanya mereka bisa jatuh. Ungkapan ini digunakan untuk menyatakan bahwa bahkan orang yang sangat terampil dalam sesuatu juga bisa melakukan kesalahan.
Contoh penggunaan: “彼はいつも完璧ですが、猿も木から落ちるということで、今日は失敗しました。” (Kare wa itsumo kanpeki desu ga, saru mo ki kara ochiru to iu koto de, kyō wa shippai shimashita.) “Dia biasanya sempurna, tapi bahkan monyet bisa jatuh dari pohon, jadi hari ini dia membuat kesalahan.”
3 鶴の一声 (Tsuru no hitokoe)
Artinya secara harfiah: “Satu suara dari burung bangau.”
Makna: Idiom ini digunakan untuk menggambarkan kata atau perintah dari seseorang yang memiliki kekuasaan besar, di mana perintah tersebut tidak bisa ditolak atau dibantah.
Contoh penggunaan: “社長の鶴の一声で、会議が中止になった。” (Shachō no tsuru no hitokoe de, kaigi ga chūshi ni natta.) “Dengan satu kata dari direktur, rapat dibatalkan.”