10 Kosakata Bahasa Indonesia yang Sering Disalahartikan

10 Kosakata Bahasa Indonesia yang Sering Disalahartikan

Bahasa Indonesia sering disebut sebagai salah satu bahasa yang paling mudah dipelajari di dunia. Struktur kalimatnya sederhana, pengucapannya konsisten, dan huruf-hurufnya bisa dibaca sesuai tulisannya. Tapi tunggu dulu, meskipun terlihat mudah di permukaan, banyak penutur asing yang ternyata tetap sering keliru dalam memahami arti kata-kata tertentu dalam percakapan sehari-hari. 

Masalahnya bukan karena bahasanya yang sulit, tapi karena banyak kosakata yang memiliki makna ganda, berubah arti tergantung konteks, atau punya nuansa budaya yang sulit dijelaskan lewat kamus. Misalnya saja kata “lumayan” yang sering dikira berarti “bagus sekali”, padahal aslinya bisa bermakna “biasa saja”. Atau kata “boleh” yang terdengar sopan tapi sering bikin bingung: ini ajakan, izin, atau justru penolakan halus? 

Nah, supaya kamu tidak salah paham saat mendengar atau menggunakan bahasa Indonesia dalam situasi nyata, artikel ini akan membahas sepuluh kosakata sehari-hari yang paling sering disalahartikan oleh penutur asing. Lengkap dengan contoh, konteks, dan tips praktis agar kamu semakin percaya diri dan tidak mudah terkecoh. Siap? Yuk kita mulai petualangan bahasa ini! 

Penutur asing sedang memperdalam kosakata bahasa Indonesia melalui wisata edukasi


1. “Lumayan” 

Yang sering disalahartikan: 
Banyak penutur asing mengira “lumayan” berarti “bagus” atau “sangat baik”. 
Makna sebenarnya: 
“Lumayan” biasanya berarti cukup baik, atau tidak buruk, tapi juga tidak luar biasa
Contoh: 
“Nilainya lumayan lah, dapat 75.” 
(Artinya: nilainya cukup oke, tapi bukan yang terbaik.) 
Catatan: 
Dalam konteks informal, kata ini juga bisa bernuansa understatement. Bisa terdengar positif atau netral tergantung intonasi. 


2. “Boleh” 

Yang sering disalahartikan: 
Diartikan sebagai “boleh = harus” atau “boleh = pasti”. 
Makna sebenarnya: 
“Boleh” bermakna izin atau kemungkinan, bukan kepastian. 
Contoh: 
“Kamu boleh duduk di sini.” 
(Artinya: kamu diizinkan duduk, bukan wajib duduk.) 
Catatan tambahan: 
Dalam bahasa Inggris, ini setara dengan “may” atau “can”, bukan “must”. 



3. “Sudah” 

Yang sering disalahartikan: 
Diartikan sebagai kata yang selalu menunjukkan waktu lampau seperti “past tense”. 
Makna sebenarnya: 
“Sudah” memang menunjukkan sesuatu yang telah selesai, tapi juga bisa digunakan dalam konteks status atau kondisi saat ini
Contoh: 
“Aku sudah makan.” → Yes, it’s done. 
“Tugas ini sudah benar.” → Bukan hanya sudah selesai, tapi dalam kondisi benar sekarang



4. “Enak” 

Percakapan peserta kursus BIPA Pusat Bahasa Telkom University membahas makanan yang enak di sebuah kafe (1)

Yang sering disalahartikan: 
Dianggap hanya berlaku untuk makanan. 
Makna sebenarnya: 
“Enak” bisa berarti nyaman, menyenangkan, lezat, bahkan sebagai ungkapan kepuasan. 
Contoh: 
“Tidurnya enak banget!” 
(Artinya: tidur yang sangat nyaman.) 
Catatan: 
Mirip kata “nice” dalam bahasa Inggris—maknanya luas tergantung konteks. 
 


5. “Santai” 

Yang sering disalahartikan: 
Disamakan dengan “lazy” atau “not doing anything”. 
Makna sebenarnya: 
“Santai” berarti tenang, tidak terburu-buru, tidak stres. 
Contoh: 
“Tenang aja, kerjainnya santai tapi fokus.” 
(Artinya: lakukan dengan tenang, nggak perlu panik.) 



6. “Maaf” 

Yang sering disalahartikan: 
Selalu diartikan sebagai permintaan maaf formal. 
Makna sebenarnya: 
“Maaf” bisa digunakan untuk meminta izin, menolak secara sopan, atau menyela pembicaraan. 
Contoh: 
“Maaf, saya boleh lewat?” 
(Bukan berarti orang itu merasa bersalah, hanya minta izin.) 


7. “Iya” dan “Ya” 

Yang sering disalahartikan: 
Keduanya sering dianggap punya arti dan fungsi yang sama. 
Makna sebenarnya: 
“Iya” adalah afirmasi penuh (yes), sedangkan “ya” bisa jadi partikel penegas, sapaan, atau bahkan interjeksi
Contoh: 
• “Iya, saya setuju.” 
• “Kamu sudah makan, ya?” (bentuk sopan bertanya) 
• “Ya ampun!” (ekspresi keterkejutan) 

Tips: Simpan nomor darurat dan alamat kedutaan Indonesia di China. Bisa juga simpan versi cetak di dompet kamu. 


8. “Saja” dan “Cuma”  

Yang sering disalahartikan: 
Diartikan sebagai “only”, tapi tidak dibedakan berdasarkan konteks formal/informal. 
Makna sebenarnya: 
• “Saja” lebih netral atau formal 
• “Cuma” lebih kasual, sehari-hari 
Namun, keduanya bisa memiliki nada merendahkan dalam konteks tertentu. 

Contoh: 
“Dia cuma tukang parkir.” 
(Bisa bermakna merendahkan jika nadanya salah.) 


9. “Kasihan” 

Yang sering disalahartikan: 
Dipahami sebagai pujian atau simpati ringan. 
Makna sebenarnya: 
Mengandung perasaan belas kasih atau iba, yang kadang membuat lawan bicara merasa tidak nyaman jika digunakan tidak tepat. 
Contoh: 
“Kasihan dia, ditinggal sendiri.” 
(Hati-hati, karena bisa terdengar meremehkan dalam budaya tertentu.) 


10. “Nanti” dan “Tunggu Dulu” 

Yang sering disalahartikan: 
Diartikan sebagai “later” atau “wait a moment”, padahal bisa sangat fleksibel (bahkan membingungkan!). 
Makna sebenarnya: 
• “Nanti” bisa berarti beberapa menit lagi, besok, atau bahkan tidak akan dilakukan sama sekali tergantung nada bicara. 
• “Tunggu dulu” bisa jadi bentuk penundaan halus, bukan betulan akan dilakukan. 

Contoh: 
“Nanti saya bantu, ya.” 
(Bisa artinya: tunggu sebentar, atau tidak sama sekali.) 


Mengapa Penting untuk Dipahami? 

Memahami kesalahpahaman semacam ini bukan hanya penting dalam belajar bahasa Indonesia, tapi juga membuat kamu lebih peka terhadap makna ganda dan konteks dalam bahasa asing lain, termasuk bahasa Inggris. Contohnya, dalam IELTS Listening dan Speaking, banyak pertanyaan atau respon yang membutuhkan pemahaman tidak harfiah. 
Semakin kamu terbiasa membedakan makna literal dan makna kontekstual, semakin siap kamu dalam menghadapi tantangan real-life communication yang diukur dalam tes seperti IELTS. 


Tips agar Tidak Salah Kaprah Saat Belajar Bahasa  

1. Tanya langsung ke penutur asli: Bahasa itu hidup. Terkadang kamus tidak cukup menjelaskan konteksnya. Alangkah baiknya jika kamu bertanya langsung kepada ahlinya atau penutur asli, agar pengetahuanmu semakin pasti.  
2. Perhatikan nada dan ekspresi: Satu kata bisa berbeda makna hanya karena nada. 
3. Gunakan aplikasi Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing interaktif atau ikut kursus BIPA untuk dapat pemahaman budaya sekaligus bahasanya. 
4. Bikin catatan pribadi tentang kata yang bikin bingung dan tulis contoh versi kamu sendiri. 
5. Jangan takut salah! Salah itu bagian dari proses belajar bahasa. Jika kamu sudah melakukan kesalahan, kamu tidak akan mengulangi hal yang sama.  

Belajar bahasa Indonesia bukan hanya soal menghafal kata atau mengerti struktur kalimat, tapi juga memahami bagaimana kata-kata itu digunakan dalam kehidupan nyata. Kosakata sehari-hari yang tampak sederhana bisa memiliki makna berlapis tergantung pada nada, situasi, dan hubungan antarpenutur. Dengan memahami perbedaan makna ini, kamu akan lebih siap untuk berkomunikasi dengan lancar dan percaya diri bersama penutur asli. 

Nah, kalau kamu ingin belajar bahasa Indonesia secara lebih sistematis dan menyenangkan, kamu bisa mengikuti program Kursus Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Basic dari Pusat Bahasa Telkom University. Program ini sangat cocok untuk pemula yang ingin mengenal dasar-dasar bahasa Indonesia secara praktis dan interaktif. Kelas ini dirancang khusus agar kamu bisa langsung mempraktikkan bahasa dalam kehidupan sehari-hari sambil memperluas kosakata dan memahami budaya Indonesia. Info lengkap mengenai program ini dan ketersediaan kelasnya, dapat kamu cek di Kursus BIPA Basic Pusat Bahasa Telkom University

Suasana kelas kursus Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing di Pusat Bahasa Telkom University

Namun untukmu yang berencana melanjutkan studi atau bekerja di Indonesia, tersedia juga program Kursus Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Academic di Pusat Bahasa Telkom University, yang berfokus pada penguasaan bahasa Indonesia dalam konteks akademik dan profesional. Di program ini, kamu akan terbiasa membaca teks ilmiah, menulis esai, dan melakukan presentasi dalam bahasa Indonesia. Selain itu, kamu juga akan mendapatkan pengalaman langsung berinteraksi dengan masyarakat dan budaya lokal. Untukmu yang berniat mendaftar kursus ini, dapat mengunjungi Kursus BIPA Academic Pusat Bahasa Telkom University. Yuk, tingkatkan kemampuan bahasa dan perluas wawasanmu bersama BIPA Telkom University! 

Penulis: Pusat Bahasa Tel-U | Editor: Auliya Rahman P | Foto: Pusat Bahasa Tel-U


Eksplorasi konten lain dari Telkom University Language Center

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *